BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Emosi dan perasaan merupakan suasana psiskis
atau suasana batin yang dihayati seseorang pada suatu saat. Dalam kehidupan
sehari-hari keduanya sering diartikan sama, dan untuk keduanya juga sering
digunakan istilah yang sama yaitu perasaan. Misalkan seorang siswa A mengatakan
“hari ini saya merasa senang karena semua tugas telah saya kerjakan, siswa lain
mengatakan “saya sangat takut menempuh ujian lisan ibu A, karena belau tahu
bahwa saya sering tidak mengerjakan tugas. Keduanya kita katakan berkenaan
denga perasaan, yaitu perasaan senang dan perasaan takut.
Sesungguhnya senang dan takut itu berbeda,
sebab senang termasuk perasaan sedang takut adalah emosi. Perasaan menujukan
suasana batin yang lebih tenang dan tertutup ibarat riak air atau tiupan angin
sepoy-sepoy. Emosi menggambarkapn suasana batin
yang lebih dinamis,bergejolak dan terbuka. Perasaan lebih tersembunyi atau
tertutup karena tidak banyak melibatkan aspek-aspek fisik, sebaliknya emosi
lebih terbuka dan nampak keluar karena banyak menyangkut ekspresi-ekspresi
jasmaniah.
B.
Rumusan masalah
Beberapa permasalahan yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu:
1.
Pengertian perasaan dan emosi
2.
Macam-macam perasaan, dan
manfaat perasaan.
3.
Karakteristik perkembangan
emosi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi.
4.
Hubungan antara
emosi dan tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
perasaan
1.
Pengertian
Menurut Prof. Hukstra
perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang. Sedangkan definisi lain
mengatakan bahwa persaan ialah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat
subyektif, untuk merasakan senang atau tidak senang, dan yang tidak bergantung
kepada perangsang dan alat-alat indra.
Beberapa bentuk perasaan yaitu senang atau tidak senang (pleasant-unpleasant), suka atau tidak suka (like- dislike), tegang atau lega (straining-relaxing), terangsang atau tidak terangsang (exciting-subduing).
Perasaan memiliki
sifat-sifat tertentu, yaitu: senang dan tidak senang, kuat dan lemah, lama dan
tidak lama, relatif, dan tidak berdiri sendiri sebangai pernyataan jiwa.
2.
Macam-macam perasaan
a.
Perasaan jasmani/biologis (rendah)
(1) Perasaan
keindraan : perasaan yg berhubungan dengan pancaindra
(2) Perasaan vital :
berhubungan dengan keadaan jasmani. Seperti loyo,asin, sedap, manis, dsb.
(3) Perasaan
tanggapan : berhubungan dengan keadaan yang pernah dialami (kenangan)
(4) Perasaan insting
: berhubungan dengan insting/naluri
b.
Perasaan rohaniah (luhur)
(1) Perasaan
keindahan : berhubungan dengan seni
(2) Perasaan intelek
: berhubungan dengan hasil kerja pikiran
(3) Perasaan
kesusilaan : berhubungan dengan tatakrama
(4) Perasaan
ketuhanan : berhubungan dengan agama
(5) Perasaan diri :
berhubungan dengan penilaian orang lain terhadap diri sendiri.
(6) Perasaan simpati
: berhubungan dengan adanya saling pengertian
(7) Perasaan sosial :
berhubungan dengan sesama manusia
3.
Perbedaan antara merasa,
mengetahui, dan gerakan motorik
ada
tiga aspek prilaku individu, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Perasaan
aatau merasa merupakan salah satu dari aspek afektif, mengetahui merupakan
aspek kognitif dan gerakan motorik merupakan aspek motorik. Ketiganya merupakan
hal yang berbeda tapi saling berkaitan.
4. Cara mengetahui perasaan
a.
Dengan metode reaksi. Metode
ini digunakan untuk mengetahui perasaan seseorang dengan cara mengetahui gejala
fisiknya, dengan cara diberi perangsang kemudian reaksinya diukur (misalnya)
dengan kimograf. Metode ini berdasarkan kepada adanya hubungan erat jiwa dan
raga.
Misalnya orang yang sedang marah, mukanya merah,
detak jantungnya cepat, terengah-engah, dsb.
b.
Dengan metode introspeksi. Ini
lebih sulit dibandingkan dengan metode pertama, tetapi bisa dilakukan. Yaitu
dengan jalan orang yang sudah atau baru saja reda dari keparahannya, disuruh
melukiskan apa yang terjadi sewaktu ia marah, secara jujur dan teliti. Bila
penguasaan itu ditepati, maka introspeksi adalah metode yang lebih baik.
5. Nilai perasaan
a.
Nilai perasaan bagi manusia
pada umumnya:
-
Dengan perasaan, kita dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitar kita, tubuh kita, dsb.
-
Dengan perasaan, kita dapat
ikut merasakan atau mengalami, apa yang dirasakan atau dialami oleh orang lain,
meski pada jaman lampau atau ditempat yang jauh sekalipun.
-
Dengan perasaan, manusia
dibedakan dengan makhluk hidup yang lain.
b.
Nilai perasaan di dalam
pendidikan:
-
Perasaan dapat membawa manusia
kearah kebaikan dan keburukan. Jadi dapatlah anak manusia dididik.
-
Perasaan-perasaan rohaniah
dapat menimbulkan kebahagiaan bagi manusia.
-
Janganlah kita bercerita
tentang sesuatu yang menakautkan atau dapat menimbulkan rasa giris. Gantilah
cerita semacam itu dengan cerita yang menyenangkan atau cerita-cerita pahlawan.
-
Hindarkanlah segala sesuatu
yang dapat menimbulkan rasa rendah dan jahat kepada anak-anak, sekalipun hanya
dengan kata-kata.
-
Kalau pendidik dapat mdengan
baik menanamkan rasa intelek, maka anak akan rasa diri positif, tapi tidak
sombong. Dsb
B. Perkembangan Emosi
Kehidupan seseorang pada umumnya penuh
dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu, seberapa besar minat
dan dorongan seseorang itu terpenuhi merupakan dasar dari pengalaman
emosionalnya. Perjalanan kehidupan seseorang tidaklah sama, kehidupan seseorang
itu di bangun atas pola-pola nya tersendiri. Seseorang yang pola kehidupannya
berlangsung mulus, dimana dorongan serta keinginan atau minatnya dapat
terpenuhi atau dapat berhasil dicapai ,maka seseorang cenderung memiliki
perkembangan emosi yang stabil dan dengan itu maka orang tersebut dapat
menkmati hidupnya. Tetapi sebaliknya, jika dorongan dan minatnya yang tidak
berhasil terpenuhi, baik hal itu disebabkan kurangnya kemampuan, atau karena
kondisi lingkungan yang kurang menunjang, sangat dimungkinkan perkembangan
emosionalnya mengalami gangguan.
Kebanyakan individu dalam merespon masalah itu
lebih diarahkan kepada penalaran dan pertimbangan objektif. Akan tetapi pada
saat-saat tertentu dorongan emosional banyak mempengaruhi pemikiran-pemikiran
dan tingkah lakunya.
1.
Pengertian Emosi
Emosi . The New World Dictionary mendefinisikan emosi (yang berasal dasi bahasa Prancis dan Latin yang memiliki
akar makna mengganggu danmengacaukan). Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada
umumnya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan senang atau
tidak senang. Perasaan senang atau tidak
senang yang selalu menyertai
perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu disebut warna afektif. Warna afektuf ini terkadang kuat, terkadang lemah, atau
terkadang tidak jelas. Apabila warna afektif itu kuat maka perasaan akan lebih
mendalam, lebih luas, dan terarah. Dan perasaan ini disebut emosi (Sarlito, 1982: 59). Disamping
perasaan senang atau tidak senang, beberapa contoh emosi adalah ; gembira,
cinta, marah, takut, cemas dan benci.
Emosi dan perasaan adalah dua hal yang
berbeda. Emosi dan perasaan adalah suatu gejala emosional yang secara
kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasya. Pada suatu saat
warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi jga dapat dikatakan
sebagai emosi; contohnya marah yang ditunjukkan dalam bentuk diam.
Menurut Crow & Crow pengertian emosi
adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuain dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud pada suatu tingkah laku yang
tampak.
Emosi adalah warna afektif yang kuat dan
ditandai oleh perubahan-perubahan fisik, antara lain ;
1) Reaksi elektris
pada kulit akan meningkat bila terpesona.
2) Peredaran darah
akan bertambah cepat bila marah.
3) Denyut jantung
menjadi lebih cepat bila terkejut.
4) Pernapasan;
bernapas panjang bila kecewa.
5) Pupil mata
membesar bila marah.
6) Liur mongering
kalau takut atau tegang.
7) Bulu roma menjadi
berdiri bila takut.
8) Pencernaan :
mencret-mencret kalau tegang.
9) Ketegangan dan
ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).
10) Komposisi darah
akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih
aktif.
2.
Karakteristik
Perkembangan Emosi
Secara tradisional perkembangan emosi remaja
dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosinya meninggi sebagai akibat dari
perbuatan fisik dan kelenjar. Akan tetapi tidak semua masa remaja mengalami
masa badai dan tekanan, namun sebagian besar dari anak remaja mengalami
ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri
terhadap pola prilaku baru dan harapan sosial baru.
Di bawah ini terdapat beberapa kondisi
emosional seperti :
a. Cinta / Kasih
Sayang
b. Gembira
c. Kemarahan dan
Permusuhan
d. Ketakutan dan
kecemasan
Biehler (1972) membagi cirri-ciri emosional
remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.
Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun
:
1) Anak diusia ini
lebih banyak murung dan tidak dapat diterka.Sebagian kemurungan sebagai akibat
dari perubahan-perubahan boilogis dalam hubungannya dengan kematangan seksual
dan sebagian karena kebingngannya dalam menghadapi apakah ia masih sebagai
anak-anak atau sebagai seorag dewasa.
2) Anak mungkin
bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
3) Ledakan-ledakan
kemarahan sering terjadi karena akibat dari konbinasi ketegangan psikologs,
ketidakstabilan biologis, dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan
yang tidak teratur atau tidur yang tidak cukup.
4) Serang remaja
terkadang tidak toleran terhadap orang lain, dan membenarkan pendapatnya
sendiri yangdisebabkan kurangnya rasa percaya diri. Mereka mempunyai pendapat
bahwa ada jawaban-jawaban absolute dan mereka mengetahuinya.
5) Di SMP anak mulai
mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih objektif dan mungkin
menjadi marah apabila mereka ditipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu
(maha tahu).
Ciri-ciri emosional remaja berusia 15-18 tahun
:
1) “Pemberontakan”
remaja merupakan pernyataan-pernyataan/ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak ke dewasa.
2) Karena
bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaja yang megalami konflik dengan orang
tua mereka. Mereka mungkin mengharapkan simpati dan nasihat orang tua atau
guru.
3) Anak sering
melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak diantara mereka terlalu tingi
menafsir kemampuan mereka sendiri dan merasa berpeluang besar untuk memasuki
pekerjaan dan memegang jabatan tertentu.
3.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi
Sejumlah penelitian tentang emosi anak
menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan
dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266). Kematangan dan belajar terjalin erat
satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi.
Perkembangan intelektual menghasilkan
kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti, dan
menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Demikian pula mengingat mempengaruhi
reksi emosional. Dengan demikian anak menjadi rektif terhadap rangsangan yang
tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.
Perkebangan kelenjar endrokin penting untuk
memetangkan emosianal. Kelenjar ini yang memeinkan peran utama pada emosi
mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir. Dan terus membesar pesta
ketika anak berusia 5 tahun dan pembesaran melambat pada usia 5-11 tahun dan
membesar lagi pesat sampai usia 16 tahun. Kegiatan belajar turut menunjang
perkembangan emosi. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain :
1) Belajar dengan
coba-coba
2) Belajar denagn
cara meniru
3) Belajar dengan
cara mempersamakan diri
4) Belajar melalui
pengkondisian
Dengan bertambahnya umur , menyebabkan
terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional. Bertambahnya pengetahuan dan
pemanfaatan media masa atau keseluruhan latar belakang pengalaman berpengaruh
terhadap perbahan-perubahan emosional ini.
4.
Hubungan antara
emosi dan tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku
Rasa takut dan marah dapa membuatnya gemetar.
Dalam ketakutan mulut menjadi kerning, cepatnya jantung berdetak, derasnya
tekanan darah, cairan pencernaan terpengaruh oleh gangguan emosi. Keadaan emosi
yang menyenangkan dan relaks berfungsi sebagai alat pembantu untuk mencerna,
sedangkan perasaan tidak enak atau tertekan menghambat atau menggangu
pencernaan.
Gangguan emosi juga dapat menjadi penyebab
kesulitan berbicara. Ketegangan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan
seseorang gagap.Seorang gagap seringkali relatif dapat normal dalam berbicara apabila
mereka dalam keadaan yang tenang,relaks atau senang.
Motivasi untuk belajar dapat membantu individu
dalam memusatkan perhatian pada apa yang sedang ia kerjakan dan dengan cara itu
berarti ia akan memperoleh kepuasan. Karena reaksi setiap pelajar tidak semua
sama, maka rangsangan untuk belajar harus berbeda dalam penanganannya dan harus
disesuaikan dengan kondisi anak. Dengan rangsangan yang menghasilkan perasaan
yang menyenangkan dapat mempermudah siswa untuk belajar.
5.
Fungsi-fungsi emosi
a. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
Pada saat
Anda ditinggalkan oleh orang yang Anda sayangi, Anda akan bersedih hati. Nah,
adanya sedih membuat Anda menyesuaikan diri dengan reaksi yang tepat untuk
kondisi kehilangan. Lalu misalnya Anda sedang berlayar di lautan dengan kapal
laut. Saat itu ada badai besar menerjang. Kapal Anda digoncang kesana kemari.
Boleh jadi karena emosi cemas, Anda jadi lebih waspada. Anda lalu memakai
pelampung, berpegangan erat, atau melakukan tindakan keamanan lainnya.
b. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk
pencapaian tujuan tertentu.
Emosi-emosi
tertentu mendorong seseorang melakukan tindakan tertentu. Misalnya pada saat
mengalami emosi cinta. Karena emosi itu, Anda berbuat macam-macam hal untuk
menarik perhatian yang Anda cintai. Anda rela menembus hujan lebat karena ingin
menunjukkan bahwa Anda selalu menepati janji. Mungkin Anda juga rela
menemaninya mendaki gunung, padahal Anda takut ketinggian.
c.
Mengomunikasikan
sebuah niat pada orang lain
Anda marah.
Apa pesan Anda? Anda mungkin berpesan bahwa Anda tidak ingin disepelekan.
Mungkin Anda berpesan bahwa Anda ingin memukul orang yang membuat marah.
Mungkin juga Anda berpesan akan membalas dendam padanya. Intinya, ada pesan
dibalik emosi Anda.
d.
Meningkatkan
ikatan sosial
Apa jadinya
jika hubungan sosial Anda dengan orang lain tanpa ada emosi? Hubungan itu
hambar saja. Tidak akan ada rasa dekat yang terbangun. Adanya emosi yang
positif seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang, kegembiraan, kedamaian, akan
membuat hubungan sosial yang ada semakin erat. Anda semakin dekat dengan
teman-teman Anda karena terbangunnya emosi yang positif yang terus menerus
lebih kuat dalam hubungan itu.
e.
Mempengaruhi
memori dan evaluasi suatu kejadian
Dono bertemu
dengan seorang dara bernama Evi. Wajahnya cantik. Mereka berkenalan. Setelah
berkenalan, emosi yang dialami Dono maupun Evi pada saat kencan akan menjadi
tolak ukur apakah kencan itu akan diingat kuat, atau dilupakan. Jika Dono
maupun Evi merasakan emosi suka yang kuat, boleh jadi mereka akan beranjak ke
kencan berikutnya. Jika mereka tidak merasakan apa-apa, maka boleh jadi akan
saling melupakan.
f.
Meningkatkan
daya ingat terhadap memori tertentu
Seseorang
akan lebih mengingat kembali kenangan-kenangan yang diliputi oleh emosi yang
kuat. Misalnya pertama kali dicium pacar karena saat itu Anda seperti
melayang-layang di awan rasanya. Lalu misalnya saat Anda ditinggal mati
orangtua Anda. Anda mengingatnya kuat karena saat itu Anda merasakan kesedihan
yang sangat. Begitu juga saat Anda mengingat saat-saat dimana Anda merasa
sangat ketakutan. Misalnya diancam preman, diserang anjing, atau yang lain.
C.
Perbedaan emosi dan perasaan
Emosi dan perasaan (emotion & feeling). Keduanya digunakan secara tumpang tindih dalam percakapan
keseharian. Ketika seseorang bertanya pada orang lain apa yang dirasakannya
ketika dikhianati pacarnya, jarang orang bertanya , “bagaimana emosimu?”,
kebanyakan akan bertanya, “bagaimana perasaanmu?” Dalam bahasa sehari-hari,
kata emosi memang sangat jarang digunakan. Kata perasaan, jauh lebih umum
digunakan.
Perasaan
mengandung adanya suatu pengalaman subjektif. Apa yang dirasakan satu orang
dengan orang lain relatif sulit untuk dibandingkan. Hanya diri sendirilah yang
bisa mengalami perasaan yang muncul. Oleh sebab itu disebut pengalaman
subjektif. Misalnya Anda merasa damai, maka Anda sendiri yang bisa
mengalaminya. Rasa damai yang dirasakan oleh orang lain bisa saja berbeda
kadarnya.
Kebanyakan
orang berpikir bahwa emosi adalah salah satu jenis perasaan. Sesuatu dianggap
sebagai emosi tatkala seseorang merasakan perasaan tertentu, terutama marah.
Selain marah, perasaan lain yang kerap dianggap sebagai emosi misalnya adalah
cinta, sedih, bahagia, dan cemburu. Orang akan mengatakan Andi sedang emosi
ketika ia sedang marah (ia ‘emosi’ karena ia dikhianati sang pacar), namun juga
ketika ia sedang sangat bahagia (ia begitu ‘emosi’ bertemu ibunya), sedih (ia
begitu ‘emosi’ pada saat pemakaman ayahnya), cemburu (ia ‘emosi’ tahu pacarnya
makan malam dengan orang lain), atau cinta (emosinya begitu mendalam pada
kekasihnya).
Sebagian ahli
menyebutkan bahwa di dalam emosi terkandung perasaan. Ini artinya, perasaan
adalah komponen dari emosi. Perasaan diartikan sebagai keadaan yang dirasakan
sedang terjadi dalam diri seseorang. Anda mengalami perasaan marah, karena Anda
merasakan adanya sesuatu yang bergejolak dalam diri Anda. Emosi terjadi hanya
ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam dirinya.
Nah, lalu apa bedanya antara perasaan dan emosi? Sebenarnya
keduanya relatif sama. Bahkan, menurut seorang peneliti emosi dari Australian National University, yakni Anna Wierzbicka, tidak
semua budaya memiliki kata untuk emosi sebagaimana yang dikonsepsikan dalam
bahasa inggris sedangkan kata yang bermakna perasaan (feeling) ada dalam semua bahasa. Menurutnya lagi, kata emosi lebih
disukai karena kesannya lebih objektif dan lebih ilmiah daripada kata perasaan.
Oleh sebab itu kata emosi jauh lebih luas digunakan dalam dunia ilmu
pengetahuan.
Bagaimana dengan rasa lapar karena kurang
makan, rasa haus kurang minum, rasa panas karena terik matahari, rasa manis
gula, rasa pahit kopi, dan rasa sakit tulang? Tentu saja itu semua tidak
termasuk kategori perasaan yang dikaitkan dengan emosi. Perasaan yang diartikan
emosi adalah perasaan yang tidak terkait dengan yang dirasakan fisik. Ada rasa
lapar, tapi tidak ada emosi lapar. Ada rasa panas tapi tidak ada emosi panas.
Ada rasa manis gula tapi tidak ada emosi manis. Emosi adalah perasaan yang
terkait dengan suasana hati.
Daftar Pustaka
Buku:
Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta : 1995
Sukamadinata, Nana Saodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
PT. Remaja Rosdakarya. Bandung : 2005
Manz, Charles. Manajemen Emosi. Think. Jogjakarta : 2007
H. Sunarto, dkk. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta.
Jakarta : 1995
Internet
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar