Minggu, 05 Agustus 2012

Studi Tentang Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi dan Keterampilan kepemimpinan
Kepemimpinan diterjemahkan dari  bahasa Inggris Leadership. Dalam Enslikopedi umum (1993) diartikan sebagai “Hubungan erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang  sama. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing  dari pimpinan dan yang dipimpin.
Davis 1981:127 mengidentifikasi tiga keterampilan kepemimpinan yaitu:
1.      Tehnical skill; diperlukan pemimpin agar ia mampu mengawasi dan menilai pekerjaan sesuai dengan keahlian yang digelutinya. 
2.      Human Skill; kemampuan dalam membangun relasi dan dapat bekerja sama dengan orang lain adalah kualifikasi yang dipersyaratkan seorang pemimpin baik dalam situasi formal maupun informal.
3.      Conceptual Skill; pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang mampu memberi solusi yang tepat yang timbul dari pemikirannya yang cerdas tentang suatu persoalan.
Sedagkan Tim Dosen MKDK (2006) menjelaskan bahwa pemimpin perlu memiliki keterampilan kepemimpinan yaitu:
1.      Keterampilan dalam memimpin
2.      Keterampilan dalam hubungan instansi
3.      Keterampilan dalam proses kelompok
4.      Keterampilan dalam administrasi personil
5.      Keterampilan dalam menilai

Studi tentang kepemimpinan dan manajemen pengembangan lembaga pendidikan islam



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Budaya Organisasi

Keberadaan budaya didalam organisasi tidak bisa dilihat oleh mata, tapi bisa dirasakan keberadannya melalui perilaku anggota karyawan di organisasi itu sendiri. Kebudayaan tersebut memberikan pola, cara-cara berfikir, merasa menanggapi dan menuntun para anggota dalam organisasi.
Menurut Edward B. Taylor budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh menusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan organisasi adalah suatu wadah atau setiap bentuk perserikatan kerjasama manusia ( didalamnya ) ada struktur organisasi, pembagian tuga, hak dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.
Untuk mengetahui pengertian budaya organisasi, terdapat beberapa definisi yang diungkapkan oleh para ahli diantaranya :
1.      Stephen P. Robbins
Budaya organisasi adalah suatu presepsi bersama yang dianut oleh anggota organisasi tersebut, suatu system dari makna bersama.
2.      F.E.Kast dan J.E.Rosenzweig
Budaya organisasi adalah seperangkat nilai, kepercayaan, dan pemahaman yang penting dan sama-sama dimiliki oleh para anggotanya. Budaya organisasi menyatakan nilai-nilai atau ide-ide kepercayaan  bahwa yang sama-sama dianut oleh para anggota itu seperti terwujud dalam alat-alat simbolis seperti mitos, upacara,cerita, legenda dan bahasa khusus.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah system nilai, norma, atau aturan, falsafah, kepercayaan dan sikap yang dianut bersama para anggota yang berpengaruh terhadap pola kerja serta pola manajemen organisasi.

Minggu, 13 Mei 2012

Aplikasi penyususnan silabus KTSP Berkarakter dalam mata pelajaran PAI


A.    PengertianSilabus
Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materipokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1.     Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).
2.     Materi Pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi.
3.     Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan objek belajar.
4.     Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi.
5.     Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan Indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
6.     Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu.
7.     Sumber Belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu.

Selasa, 27 Maret 2012

Perkembangan Perasaan dan Emosi


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Emosi dan perasaan merupakan suasana psiskis atau suasana batin yang dihayati seseorang pada suatu saat. Dalam kehidupan sehari-hari keduanya sering diartikan sama, dan untuk keduanya juga sering digunakan istilah yang sama yaitu perasaan. Misalkan seorang siswa A mengatakan “hari ini saya merasa senang karena semua tugas telah saya kerjakan, siswa lain mengatakan “saya sangat takut menempuh ujian lisan ibu A, karena belau tahu bahwa saya sering tidak mengerjakan tugas. Keduanya kita katakan berkenaan denga perasaan, yaitu perasaan senang dan perasaan takut.
Sesungguhnya senang dan takut itu berbeda, sebab senang termasuk perasaan sedang takut adalah emosi. Perasaan menujukan suasana batin yang lebih tenang dan tertutup ibarat riak air atau tiupan angin sepoy-sepoy. Emosi menggambarkapn suasana batin yang lebih dinamis,bergejolak dan terbuka. Perasaan lebih tersembunyi atau tertutup karena tidak banyak melibatkan aspek-aspek fisik, sebaliknya emosi lebih terbuka dan nampak keluar karena banyak menyangkut ekspresi-ekspresi jasmaniah.
B.      Rumusan masalah
Beberapa permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1.      Pengertian perasaan dan emosi
2.      Macam-macam perasaan, dan manfaat perasaan.
3.      Karakteristik perkembangan emosi, dan faktor-faktor  yang mempengaruhi perkembangan emosi.
4.      Hubungan antara emosi dan tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku.










BAB II
PEMBAHASAN
A.     Perkembangan perasaan
1.      Pengertian
Menurut Prof. Hukstra perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang. Sedangkan definisi lain mengatakan bahwa persaan ialah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subyektif, untuk merasakan senang atau tidak senang, dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat-alat indra.
Beberapa bentuk perasaan yaitu senang atau tidak senang (pleasant-unpleasant), suka atau tidak suka (like- dislike), tegang atau lega (straining-relaxing), terangsang atau tidak terangsang (exciting-subduing).
Perasaan memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu: senang dan tidak senang, kuat dan lemah, lama dan tidak lama, relatif, dan tidak berdiri sendiri sebangai pernyataan jiwa.

Lingkungan Pendidikan Masyarakat


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Konsep pendidikan masyarakat
Sebelum kita berbicara lebih lanjut, kita harus mengetahui apa itu masyarakat..?. Masyarakat mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipetuhi bersama, serta pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan ada kalanya mereka memiliki hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama.
Dalam proses pendidikan, pendidikan dilangsungkan dalam tiga lingkungan. Dimana ketiga lingkungan tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembentukan kepribadian anak didik. Ketiga lingkungan tersebut yaitu : lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan ke tiga sesudah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak untuk beberapa jam sehari lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar sekolah.
Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini sagat banyak sekali. Diantaranya yaitu meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahun, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan secara tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik sendiri secara sadar atau tidak, ia telah mendidiknya sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai-nilai kesusilaan dan keagamaan di dalam masyarakat.
Berdasarkan undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional, peristiwa pendidikan yang berlangsung pada lingkungan masyarakat, tergolong pada pendidikan non formal. Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (LPS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, dilaksanakan di luar kegiatan persekolahan.
Sementara Klies Russel (1974) dalam Djuju Sudjana (1989) menyatakan bahwa pendidikan non formal mencakup setiap kegiatan pendidikan yang sistematis dan bertujuan, yang biasanya dilaksanakan diluar sistem persekolahan, di dalamnya memuat komponen isi/materi, satuan waktu, kriteria masuk, staf dan lain-lain, yang dipilih sesuai dengan situasi, kondisi serta potensi yang dimilik warga belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pendidikan non formal di negara kita seyogyanya mengacu pada pengertian yang ada dalam UU No.20 tahun 2003 tentang pandidikan non formal. Dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (12) bahwa pendidikan non formal ialah: jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Kemudian pasal 26 ayat (4) menegaskan bahwa: suatu pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majlis ta’lim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Selanjutnya dalam PP No. 73 pasal 1 di tegaskan bahwa: pendidikan non formal ialah pendidikan yang diselenggarakan di luar sisitem persekolahan baik yang dilembagakan ataupun tidak.  
Menurut surat keputusan mentri Dep. Dik bud No. 079/O/1975 tanggal 17 April 1975, bidang-bidang pendidikan non formal meliputi: pendidikan masyarakat, keolahragaan, dan pembinaan generasi muda.
Jadi pada hakikatnya, pendidikan di lingkungan masyarakat merupakan pendidikan lanjutan dari sekolah, dengan kata lain pendidikan di lingkungan masyarakat menekankan/memperkuat dalam aspek pembiasaan, penguatan materi pembelajaran, dan biasanya pendidikan yang ada pada masyarakat lebih mengutamakan praktek dari pada teori.
B.   Tujuan pendidikan masyarakat
Pendidikan pada lingkungan masyarakat memiliki beberapa tujuan. Santoso S.Hamidjojo (1982:18) mengemukakan bahwa pendidikan masyarakat atau pendidikan non formal bertujuan untuk membantu masalah ketelantaran pendidikan, baik mereka yang belum pernah sekolah maupun yang gagal (drop out) serta memberikan bekal sikap, keterampilan, dan pengetahuan praktis yang relevan dengan kebutuhan hidup.

Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafi Dan Ajarannya


BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Tasawuf Falsafi
Tasawuf  falsafi disebut pula dengan tasawuf nazhari, merupakan tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional. Tasawuf falsafi menggunakan terminologi  falsafi dalam pengungkapan ajarannya. Menurut At-Taftazani, tasawuf falsafi mulai muncul dengan jelas dalam khazanah islam sejak abad keenam hijriyah, meskipun para tokohnya baru dikenal seabad kemudian.
Ciri umum tasawuf falsafi menurut At-Taftazani adalah ajarannya yang samara-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat difahami oleh siapa saja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak hanya dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa(dzauq), tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertian yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme.
Sedangkan ciri khusus tasawuf falsafi yaitu:
1.      Tasawuf filosofis banya mengonsepsikan pemahaman ajaran-ajarannya dengan menggabungkan antara pemikiran rasional-filosofis dengan perasaan(dzauq). Meskipun demikian, tasawuf jenis ini juga sering mendasarkan pemikirannya dengan mengambil sumber-sumber naqliyah, tetapi dengan interpretasi dan ungkapan yang samar-samar dan sulit dipahami orang lain.
2.      Didasarkan pada latihan-latihan rohaniah (riyadhah), yang maksudkan sebagai peningkatan moral, yakni untuk mencapai kebahagiaan.
3.      Tasawuf filosofis memandang iluminasi sebagai  metode untuk mengetahui berbagai hakikat realitas, yang menurut pelakunya bisa dicapai dengan fana.
4.      Para penganutnya selalu menyamarkan ungkapan-ungkapan tentang hakikat realitas-realitas dengan berbagai simbol atau terminologi
Perlu dicatat, dalam beberapa segi, para sufi-filosof ini melebihi para sufi sunni. Karena mereka adalah para teoritis yang baik tentang wujud, kelihaian mereka dalam menggunakan simbol-simbol, dan kesiapan mereka yang sungguh-sungguh terhadap diri sendiri atau ilmunnya.
B.        Objek Utama
Menurut Ibn khaldun, sebagaimana yang dikutif oleh at-taftazani, dalam karyanya al-muqadimah, menyimpulkan bahwa ada empat objek utama tasawuf falsafi, yaitu:
a.      latihan rohaniyah dengan rasa, intuisi, serta instroprksi diri yang timbul darinya. Mengenai latihan rohaniah dengan tahapan Maqam maupun keadaan (hal), rohani serta rasa(dzauq). Disini tedapat kesamaan dengan tasawuf sunni.
b.      Iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat robbani, ‘arty, kursi, malaikat, wahyu, kenabian, roh, hakikat realitas segala yang wujud, yang gaib, maupun yang tampak, dan susunan kosmos, terutama tentang penciptaannya. Mengenai iluminasi ini para sufi dan juga filosof tersebut melakukan latihan rohaniah dengan mematikan kekuatan syhwat serta menggairahkan roh dengan jalan menggiatkan Dzikir, dengan dzikir menurut mereka, jiwa dapat memahami hakikat realitas-realitas.
c.       Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang berpengaruh terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan.
d.      Penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar (syathahiyyat), yang dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa menginkarinya, menyetujui, ataupun menginterpretasikannya dengan interpretasi yang berbeda-beda.

Senin, 26 Maret 2012

Alasan Pemerintah Menaikan Harga BBM dan Dampak yang Ditimbulkannya


Alasan pemerintah menaikan harga BBM biasanya terjadi akibat krisis ekonomi dan politik yang terjadi di negara-negara penghasil minyak, mengakibatkan melambungkan harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) kemudian berimbas kepada APBN. Kenaikan harga BBM merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN yang banyak dihabiskan oleh subsidi. Naiknya harga minyak dunia memaksa pemerintah untuk melakukan penyesuaian terhadap harga minyak di dalam negeri.

Harga minyak dunia yang melebihi dari APBN  memicu membengkaknya tambahan subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah. Kita ambil contoh, ketika harga minyak dunia mencapai harga USD100 dan asumsi harga minyak di APBN pada angka USD80 per barrel untuk nilai tersebut pemerintah harus mengeluarkan tambahan subsidi sebesar 64 Trilliun.

Minggu, 18 Maret 2012

Model Pengembangan Kurikulum Hilda Taba


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
 Dalam mengembangkan suatu kurikulum, kita harus memperhatikan beberapa prinsip agar yang dihasilkan dapat sesuai dengan tujuan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut adalah sebagai berikut;
1.      Prinsip-prinsip umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, diantaranya ;
1)      Prinsip Relevansi,
·         Relevansi eksternal, maksudnya ialah tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.
·         Relevansi internal yaitu ada kesesuaian atau konsisten antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internel ini menunjukan suatu keterpaduan kurikulum.
2)      Fleksibilitas, yaitu kurikulum yang dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang, dan yang akan dating, disini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
3)      Kontinuitas ( kesinambungan )
Pengalaman-pengalaman belajar yang di terdapat dalam kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4)      Praktis
Kurikulum dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik waktu, biaya, alat, maupun personalia sesuai kondisi sekolah . sebagus-bagusnya suatu kurikulum, jika menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
5)      Efektivitas, meskipun suatu kurikulum harus sederhana dan murah , namun dalam keberhasilannya tetap harus diperhatikan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Minggu, 26 Februari 2012

Hadits Tentang Waktu Sholat Lima Waktu


Salam sukses kawan .... Belakangan ini banyak sekali tugas yang harus kita kerjakan, semoga kita semua bisa menyelesaikannya dengan baik. Berhubung dengan tugas untuk mencari hadits tentang sejarah terjadinya peristiwa rosululloh dalam melaksanakan shalat lima waktu dan kewajiban shalat jumát hanya untuk kaum laki-laki. Hadisnya bisa diambil di sini

Tugas ke dua tentang hadits niat, baik dari Shahih Bukhory atau pun Shahih Muslim bisa di ambil di sini...

Selasa, 03 Januari 2012

Permendiknas NO. 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah




PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2007
TENTANG
STANDAR PROSES
UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH



Badan Standar Nasional Pendidikan
Tahun 2007



KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayahNya, sehingga Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesai­kan Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar ini dikembangkan oleh tim adhoc selama delapan bulan pada tahun 2006. Tim adhoc ini dibentuk oleh BSNP, dan anggota tim ini terdiri dari para ahli dan praktisi bidang pendidikan. Alhamdulillah standar proses ini telah menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 tahun 2007, tentang Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kata Kerja Oprasional


BAB III
MEKANISME PENGEMBANGAN INDIKATOR


A.   Menganalisis Tingkat Kompetensi
dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.

Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan.