Minggu, 18 Maret 2012

Model Pengembangan Kurikulum Hilda Taba


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
 Dalam mengembangkan suatu kurikulum, kita harus memperhatikan beberapa prinsip agar yang dihasilkan dapat sesuai dengan tujuan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut adalah sebagai berikut;
1.      Prinsip-prinsip umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, diantaranya ;
1)      Prinsip Relevansi,
·         Relevansi eksternal, maksudnya ialah tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.
·         Relevansi internal yaitu ada kesesuaian atau konsisten antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internel ini menunjukan suatu keterpaduan kurikulum.
2)      Fleksibilitas, yaitu kurikulum yang dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang, dan yang akan dating, disini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
3)      Kontinuitas ( kesinambungan )
Pengalaman-pengalaman belajar yang di terdapat dalam kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4)      Praktis
Kurikulum dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik waktu, biaya, alat, maupun personalia sesuai kondisi sekolah . sebagus-bagusnya suatu kurikulum, jika menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
5)      Efektivitas, meskipun suatu kurikulum harus sederhana dan murah , namun dalam keberhasilannya tetap harus diperhatikan baik secara kualitas maupun kuantitas.


2.      Prinsip-prinsip khusus
Selain prinsip-prinsip umum diatas, terdapat beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum, diantaranya ;
1)      Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu kepada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
2)      Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal:
a.      Perlu penjabaran tujuan pendidikan kedalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.
b.      Isi pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
c.       Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

3)      Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan proses belajar mengajar:
a.      Kecocokan antara metode dengan mengajarkan materi ajar,
b.      Menggunakan metode yang bervariatif
c.       Metode diciptakan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik
d.      Metode dirancang untuk membelajarkan siswa supaya berperan aktif dalam proses pembelajaran
e.      Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing”di samping “learning by seeing and knowing”.

4)      Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Peroses pembelajaran yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
a.      Alat/media apa yang diperlukan?
b.      Jika ada alat yang harus dibuat hendaknya memperhatikan: bagaimana, siapa, berapa biaya yang diperlukan, dan berapa lama waktu pembuatannya?
c.       Bagaiman pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apalak dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain.
d.      Bagaimana pengintegrasian alat dan bahan dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e.      Hasil yang terbaik dapat diperoleh dengan menggunakan multi media.

5)      Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
a.      Langkah-langkah dalam penyusunan penilaian:
-          Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum ke dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
-          Uraikan kedalam tingkah laku peserta didika yang dapat diamati
-          Hubungkan dengan bahan pelajaran
-          Tuliskan butir-butir test

b.      Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu penilaian:
-          Usia, kelas, dan tingkat kemampuan peserta didik
-          Waktu yang diperlukan dalam melakasanak test
-          Jumlah butir tes yang perlu disusun
-          Apakah test tersebut diadministraskan oleh guru atau murid?

c.       Yang perlu diperhatikan dalam pengolahan hasil penilain:
-          Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
-          Apakah digunak formula quessing?
-          Bagaiman pengubahan skor kedalam skor masak?
-          Untuk apa hasil tert itu digunakan

B.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
1.      Perguruan tinggi
a.      Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum
b.      Pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).

2.      Masyarakat
Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di mana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan sekitarnya.
3.       Sistem nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertanggung jawab dalam memelihara dan meneruskan nilai-nilai tersebut. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan taersebut harus terintegrasi dalam kurikulum.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai:
1.      Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada di masyarakat
2.      Guru hendaknya berpegang dalam pada prinsip demokratis, etis, dan moral
3.      Guru harus mampu menjadikannya sebagai teladan yang patut ditiru
4.      Guru harus bisa menghargai nilai-nilai kelompok lain
5.      Memahami dan menerima keragaman budaya sendiri.
  
C.      Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Menurut  HILDA TABA
Dalam pengembangan kurikulum yang bersifat tradisional, biasanya dilakukan secara deduktif, yaitu dengan urutan ;
·         Penentuan prinsip-prinsip dan kebijakan dasar
·         Merumuskan desain kurikulumyang bersifat menyeluruh didasarkan atas komitmen-komitmen tertentu
·         Menyusun unit-unit kurikulum sejalan dengan desain yang menyeluruh
·         Melaksnakan kurikulum didalam kelas
Namun, Taba berargumen model tersebut kurang cocok, karena tidak merangsang timbulnya inovasi-inovasi. Menurutnya pengembangan kurikulum yang lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru adalah yang bersifat induktf, yang merupakan inversi atau arah terbalik dari model tersebut.
Model Taba lebih menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.
 Pada prinsipnya terdapat lima langkah dalam pengembangan kurikulum model Taba ini, yaitu;  
1)      Mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru, yaitu dilaksanakan studi yang seksama tentang hubungan antara teori dengan praktek. Perencanaan didasarkan atas teori yang kuat, dan pelaksanaan eksperimen didalam uji kelas menghasilkan data-data untuk menguji landasan teori yang digunakan. Terdapat delapan langkah dalam unit eksperimen ini, yakni ;
·         Mendiagnosis kebutuhan
Pada langkah ini pengembang kurikulum memulai dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis tentang gaps, berbagai kekurangan , dan perbedaan latar belakang siswa.
·         Merumuskan tujuan-tujuan khusus
·         Memilih isi, sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, dan memperhatikan serta mempertimbangkan segi validitas dan kebermaknaan untuk siswa.
·         Mengorganisasi isi
Berdasarkan hasil seleksi isi, selanjutnya isi kurikulum yang telah ditentukan itu disusun urutannya sehingga tampak pada tingkat atau kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
·         Memilih pengalaman belajar
Pada tahap ini ditentukan pengalama-pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan.
  • Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa, sehingga guru dapat menyeleksi berbagai tehnik yang dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa, berkaitan dengan pencapaian tujuan kurikulum.
  • Menguji keseimbangan isi kurikulum, untuk melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar, dan tipe-tipe belajar siswa
2)      Menguji unit eksperimen dikelas atau tempat lain utuk mengetahui validitas dan kepraktisannya serta menghimpun data untuk kesempurnaannya.
3)      Mengadakan revisi dan konsolidasi.
Dari langkah pengujian diperoleh beberapa data yang selanjutnya diadakan oerbaikan dan penyempurnaan. Selain itu, diadakan juga konsolidasi yakni penarikan kesimpulan tentang hal-hal yang lebih bersifat umum yang berlaku dalam lingkungan ( sekolah-sekolah lain) yang lebih luas.
4)      Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum, Jika dalam penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu masih harus dikaji oleh para ahli kurikulum untuk mengetahui apakah konsep-konsep dasar atau landasan-landasan teori yang dipakai sudah masuk dan sesuai.
5)      Implementasi dan diseminasi, yaitu menerapkan kurikulum baru ini pada daerah atau sekolah-sekolah yang lebih luas.

D.     Kontribusi Pengembangan Kurikulum Hilda Taba  Bagi KTSP
Keterkaitan pengembangan kurikulum Hilda Taba dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bisa dilihat dari landasan filosofis dan teoritis KTSP, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
Landasan Filosofis dan Teoritis KTSP
-            Kurikulum harus dimulai dari lingkungan terdekat (sosial, budaya, ekonomi, agama, masyarakat yang dilayani. Misalnya masyarakat petani, nelayan, dsb.)
-            Kurikulum harus mampu melayani pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan satuan pendidikan.
-            Model kurikulum harus sesuai dengan ide kurikulum (yang berasal dari filsafat pendidikan, tujuan pendidikan, dan fungsi pendidikan)
-            Proses pengembangan kurikulum harus bersifat fleksibel dan komprehensif (terbuka untuk penyempurnaan)
Prinsip-prinsip pengembangan KTSP yang perlu diperhatikan dalam Mengembangkan isi (Materi)
-          Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
-          Beragam dan terpadu (memperhatikan keragaman peserta didik, kondisi daerah, & jenjang pddk tanpa membedakn agama, suku...)
-          Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
-          Relevan dengan kebutuhan kehidupan (masyarakat, dunia usaha & dunia kerja)
-          ketrampian pribadi, berpikir, sosial, akademik, & vokasional)
-          Menyeluruh dan berkesinambungan (antar semua jenjang)
-          Belajar sepanjang hayat
-          Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar